WeLcome To my Paradise's She-Naga

Saya siap Berbagi informasi ^_^

Kamis, 14 Juni 2012

PATRIOTISME


PATRIOTISME


1. Pengertian Patriotisme
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela
berkorban   demi   bangsa   dan   negara.   Patriotisme   berasal   dari   kata
"patriot"   dan   "isme"   yang   berarti   sifat   kepahlawanan   atau   jiwa
pahlawan,   atau   "heroism"   dan   "patriotism"   dalam   bahasa   Inggris.
Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.
Patriotisme adalah semangat dan jiwa yang dimiliki oleh seseorang
untuk berkorban / rela berkorban demi nusa bangsa atau Negara.
Beberapa tokoh seperti Blank (2003)  & Schmidt  (2003) melalui
studi mereka mendukung pendapat bahwa patriotisme tidak sama dengan
nasionalisme.  Nasionalisme  lebih  bernuansa  dominasi,  superioritas  atas
kelompok bangsa lain. Tingkat nasionalisme suatu kelompok atau bangsa,
ditekankan pada adanya perasaan "lebih" atas bangsa lain .
Dibandingkan  dengan  nasionalisme,  patriotisme  lebih  berbicara
akan cinta dan loyalitas. Patriotisme memiliki beberapa dimensi dengan
berbagai  istilah,  namun  Staub  (1997)  membagi  patriotisme  dalam  dua
bagian  yakni  blind  dan  constructive  patriotism  (patriotisme  buta  dan
patriotisme     konstruktif).     Sementara     Bar-Tal    (1997)     menyisipkan
conventional patriotism diantaranya.
Staub    menyatakan    patriotisme     sebagai     sebuah    keterikatan
(attachment) seseorang pada kelompoknya (suku, bangsa, partai politik,
dan  sebagainya).  Keterikatan  ini  meliputi  kerelaan  seseorang  dalam
mengidentifikasikan  dirinya  pada  suatu  kelompok  sosial  (attachment)
untuk selanjutnya menjadi loyal.
Dari    rentetan    sejarah    pemahaman     patriotisme,    nampaknya
patriotisme  yang  kemudian  populer  dan  dikenal  masyarakat  luas,  tidak


hanya di Indonesia, namun juga di dunia ialah blind patriotism. Hal ini
mendorong Staub juga Bar-tal menghimbau dalam bukunya, "Patriotism-in
the  lives  of  individuals  and  nations",  untuk  mempopulerkan  dimensi
patriotisme yang semestinya lebih merasuk yaitu constructive patriotism.
Patriotisme  buta  didefinisikan  sebagai  sebuah  kerikatan  kepada
negara dengan ciri khas tidak mempertanyakan segala sesuatu, loyal dan
tidak toleran terhadap kritik. "Blind patriotism is defined as an attachment
to  country  characterized  by  unquestioning  positif  evaluation,  staunch
allegiance, and intolerance of critism".(Staub: 1997).
Melihat definisi tersebut, dimana patriotisme buta dengan ciri khas
menuntut tidak adanya evaluasi positif dan tidak toleran terhadap kritik,
mungkin akan lebih mudah dipahami jika kita ingat akan pernyataan yang
pernah sangat populer "Right or wrong is my country!". Pernyataan ini
tanpa perlu dipertanyakan lagi memberikan implikasi bahwa apapun yang
dilakukan   kelompok   (bangsa)   saya,   haruslah   didukung   sepenuhnya,
terlepas  dari  benar  atau  salah.  Hal  ini  telah  disadari  Bar-Tal  sebagai
pemicu  awal  totaliterisme  atau  chauvinisme.  Sementara  sejarah  telah
mencatat  konsekuensi  buruk  yang  dihasilkan,  sebut  saja  Nazi-Jerman,
Mussolini-Itali.  Pembantaian  orang  tak  berdosa  namun  berseberangan
dengan pandangan politik pemimpin menjadi legal atas nama patriotisme,
nasionalisme pun ikut diseret di dalamnya sehingga bangsa lain pun bisa
menjadi sasaran.
Staub juga menyatakan bahwa blind patriotism tidak saja berakibat
buruk   bagi   kelompok   luar   (outgroup),   namun   juga   membahayakan
kelompoknya  sendiri  (ingroup).  Tidak  adanya  kritik  maupun  evaluasi
sama saja dengan membiarkan kelompok berjalan tanpa peta, hingga bisa
terpeleset dan masuk jurang.
Patriotisme  konstruktif  didefinisikan  sebagai  sebuah  keterikatan
kepada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik dan
pertanyaan dari anggotanya terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan /
terjadi   sehingga   diperoleh   suatu   perubahan   positif   guna   mencapai


kesejahteraan   bersama.   "Constructive   patriotism   is   defined   as   an
attachment to country characterized by support for questioning and critism
of current group practices that are intended to result in positive change."
(Schatz, Staub, Lavine,1999). Sementara patriotisme konstruktif juga tetap
menuntut kesetiaan dan kecintaan anggota (rakyat) kelompoknya (bangsa),
namun tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan ini,
pemimpin  tidak  selamanya  benar,  bahkan  sebutan  orang  tidak  patriotis
oleh seorang pemimpin bisa jadi berarti sebaliknya. Kritik dan evaluasi
terhadap  kelompok  yang  dicintai  seseorang  justru  merupakan  bentuk
kesetiaannya.  Kritik  dan  evaluasi  ini  bertujuan  untuk  menjaga  agar
kelompoknya tetap pada jalur yang benar atau positif.
Selain hal di atas, dalam patriotisme konstruktif terdapat 2 (dua)
faktor   penting   yaitu   mencintai   dan   menjunjung   tinggi   nilai-nilai
kemanusiaan.  Seorang  yang  layak  disebut  patriot  adalah  orang  yang
menjunjung dan mencintai kelompok baik itu kelompok partai atau bangsa
atau  negara,  namun  lebih  dari  itu  ia  juga  harus  menjunjung  nilai-nilai
kemanusiaan. Disinilah diperlukan sikap peduli yang muncul dalam kritik
dan evaluasi.

                                
2. Indonesia dan Patriotisme Konstruktif
Indonesia telah mulai belajar menerima dan memahami perbedaan
sesungguhnya   dengan   lebih   terbuka.   Patriotisme   konstruktif   juga
membutuhkan  keterlibatan  politik  dalam  arti  luas.  Tidak  berarti  harus
tergabung   dalam   politik   praktis,   melainkan   adanya   aktivitas   untuk
mendapatkan   informasi   politik   atau   hal-hal   yang   berkaitan   dengan
kelompoknya.  Dengan  lebih  mengenal  kelompoknya  baik  karakteristik
maupun permasalahannya, akan memudahkan seseorang untuk bisa lebih
pedulli atau terlibat, termasuk mengkritisi untuk menghasilkan perubahan
positif.
Terkait  dengan  pelaksanaan  pemilu  2014  yang  akan datang,
penulis   melihat   dalam   suasana   kampanye   mendatang,   akan   sangat


memungkinkan munculnya outgroup derogation terhadap kelompok lain,
terbukti pada waktu lalu di Bali dengan adanya bentrokan antara 2 (dua)
massa pendukung partai. Bentrokan antar massa pendukung inilah yang
harus  diwaspadai  oleh  para  pucuk  pimpinan  partai.  Kecintaan  pada
kelompok (ingroup favoritism) hendaklah tidak disertai dengan penilaian
negatif terhadap kelompok lain (outgroup derogation). Dengan demikian
masing-masing  pihak  akan  terhindar  dari  patriotisme  buta  yang  bisa
berakibat fatal bagi semua pihak.
Menghadapi   permasalahan   ini,   nilai-nilai   kemanusiaan   yang
disodorkan   Staub   dalam   patriotisme   konstruktif   kemudian   menjadi
alternatif   yang   harus   dipertimbangkan.   Diatas   semua   kepentingan
kelompok,  ada  kepentingan  lain  yang  lebih  besar  dan  mendasar,  yakni
terpelihara   serta   dijunjung   tingginya   nilai-nilai   kemanusiaan   dalam
berkompetisi. Sehebat apapun kelompok partai yang didukung, haruslah
diingat  dan  dihayati  betul  besarnya  nilai-nilai  kemanusiaan.  Jika  ini
ditanamkan pada setiap  pribadi terutama dalam  konteks ini adalah tiap
partai politik,  maka pemilu  2014  dan pemilu  selanjutnya akan  menjadi
pesta demokrasi yang akan selalu dinantikan rakyat Indonesia.


3. Contoh Patriotisme
Contoh  patriotisme  dalam  lingkungan  keluarga  dan  masyarakat
misalnya,  memberi  hewan  kurban  di  Hari  Raya  idul  Adha,  membayar
pajak     tepat    waktu,    membantu     peningkatan    taraf    hidup  warga dikampungnya.
Contoh  patriotisme  di  perkuliahan  misalnya,  melakukan  sumbangan
uang   untuk   membantu   teman   sekelasnya   yang   terkena   musibah,
menjaga kebersihan lingkungan kampus, menjalin persahabatan dengan universitas
lain atau tidak melakukan tawuran antar mahasiswa.
Contoh patriotisme di lingkungan instansi pemerintah dan swasta
misalnya, memprakarsai kegiatan donor darah, pengentasan kemiskinan,
membantu korban bencana alam atau berperilaku adil dan bijaksana.


Rangkaian kegiatan yang merupakan bagian dari pewarisan antara
lain  adalah  suka  bekerja  keras,  ulet,  tekun,  membiasakan  menabung,
berperilaku  hemat  atau  sederhana.  Kegiatan-kegiatan  diatas  diharapkan
nilai-nilai  di  balik  kegiatan  tersebut  akan  mebentuk  kepribadian  diri.
Misalnya,  tapak  tilas,  kunjungan  ke  museum,  melaksanakan  upacara
bendera, disiplin diri atau berjiwa kreatif.
Pembelaan Negara diantaranya wajib militer (wamil), pendidikan
bela  Negara  atau  kewiraan  sebagai  pendidikan  wajib  atau  kewajiban
penggunaan  barang-barang  dalam  negeri  dan  tidak  mengimpor  barang-
barang dari luar negeri. Pembelaan negara dalam kemiliteran didukung oleh
pengorbanan seorang Jendral Sudirman yang mengkoordinir seluruh pasukan
militer. Dalam buku catatan kecil yang merupakan pedomannya,Sudirman
menyebutkan “Lebih baik mandi keringat daripada mandi darah” yang
artinya pertempuran dimedan perang akan menghasilkan kemenangan jika saat
berlatih dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sudirman juga memotivasi para
prajuritnya dengan falsafah “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” yang artinya kekompakan akan melahirkan kemenangan dan pertengkaran akan membentuk
kekalahan.
                      Jendral Sudirman mengatakan bahwa kemerdekaan yang telah diperoleh
tidak luput dari peran seorang ibu. Seperti yang tertulis di SaptaMarga prajurit
dimana “Darah ibu melahirkan pahlawan , darah pahlawan melahirkan perjuangan , perjuangan melahirkan kemerdekaan” yang kemerdekaan suatu bangsa tidak luput
dari peran seorang ibu. 










PENUTUP


A.  Kesimpulan
Patriotisme adalah semangat dan jiwa yang dimiliki oleh seseorang
untuk berkorban / rela berkorban demi nusa bangsa atau Negara.
Patriotisme tidak  sama dengan  nasionalisme. Nasionalisme lebih
bernuansa  dominasi,  superioritas  atas  kelompok  bangsa  lain.  Tingkat
nasionalisme   suatu  kelompok  atau  bangsa,  ditekankan  pada   adanya
perasaan "lebih" atas bangsa lain.
Dibandingkan  dengan  nasionalisme,  patriotisme  lebih  berbicara
akan cinta dan loyalitas.


B.  Saran
Semoga kecintaan anak bangsa terhadap Indonesia atau kelompok sosial
lainnya bukanlah "cinta buta", sehingga bangsa ini meski perlahan namun
pasti  bisa  beranjak  bangkit  dan  menegakkan  kepala  di  tengah  dunia
internasional.




2 komentar:

  1. sebelum di publis,,, cek dulu nez apakah tampilannya sudah enak atau belum dilihat....
    kan ada tuh pilihan lihat blog,,, jadi kau bisa meng edit" yang kurang

    by PerjakaMuda

    BalasHapus
    Balasan
    1. weitss perjaka muda ya :P

      hahaha ...
      iaa,,
      ntar aku edit deh ...
      makasih ya perjaka muda manik, lubis, ambarita ...

      Hapus